Mungkin sebutan itu semakin akrab di telinga ku, sejak
perceraian ku ramai dibicarakan orang. Tidak hanya sebutan pelakor, bahkan terror
kerap aku dapatkan, parahnya lagi hp dan wa ku disadap hingga suatu malam, dini
hari yang senyap, hp ku tiba tiba berbunyi sangat keras nya dan tiba tiba locked.
Aku panik sepanik paniknya. Di rumah ku dengan ukurannya
cukup besar, sendirian , tengah malam, hp berbunyi keras dan tiba tiba locked.
Sebuah tulisan dan peringatan ada dilayarnya, masih di Bali.. ternyata. Membuatku gugup
dan takut.
Aku mencoba
memasukkan password, satu dua tiga hingga kembali lagi ke angka nol, tapi tidak
mau terbuka. Kucoba lagi memasukkan
angka nol hingga sembilan, tetep tidak mau terbuka. Aku semakin panic karena
bunyi hp tidak mau berhenti juga.
Kutekan tombol yang ada di samping sekuatku supaya hp ini
bisa segera berhenti atau paling tidak suaranya yang keras itu tidak mengganggu
tetanggaku di keheningan malam.
Semalaman mataku tak bisa terpejam. Yah… sejak proses
perceraianku menjadi tranding topic di kalangan umum, dan sejak kedekatanku dengan
Rizky, kemudian ada beberapa laki laki yang mendekatiku membuat hari hariku
tidak tenang.
Aku tidak tahu karakter Rizky hanya saat itu dia begitu
perhatian dan sangat
possessive.
Aku juga tidak tahu kalo diam diam dia menyadap hp ku. Dia tahu lokasi
ku dimana saja aku berada. Kadang kami bertengkar hanya karena di, dari hp nya
melihat posisi ku ada di Mc.D tengah malam, padahal sebenarnya aku tertidur
pulas karena kelelahan, seharian berkutat dengan kerjaan dan beberapa complain yang
harus aku selesaikan.
Aku sempat menerima pesan melalui FB messenger yang mengaku
istrinya dan menuduhku sebagai perebut laki- laki orang. Aduh, pelakor, pelakor
itu kalau yamg perempuannya miskin atau
sok bergaya kaya padahal ngak, trus laki laki yang direbutkan itu kaya raya. “ Nah
ini? aku? Ini? Laki lakinya saja gaji nya hanya UMK, posisinya hanya staff
biasa, nah aku, meski aku janda tapi aku punya semuanya, “ protesku dalam hati.
Sebenarnya ngak level kalau aku merebutnya, seperti tuduhan-tuduhan itu.
Meski bukan kaya raya, tapi aku punya semua. Ehm.. bukan
sombong, carrier ku juga sangat bagus di
perusahan tempat aku bekerja, rumah aku layak lengkap dengan gazebo, dan
perabotan yang terbuat dari jati, mobil Honda warna putih layak, sebidang sawah
aku juga punya, kok enak sekali dia menjuluki aku pelakor. “Suamimu itu yang
gatel, “ umpatku dalam hati.
Aku telpon Rizky, aku laporkan perihal istrinya yang meneror
aku. “Mau aku yang bicara sama dia, atau kamu yang bicara sama istrimu. Kalau
aku yang bicara kasar lo yaa.” Ujarku dengan nada meninggi dan agak mengancam.
“Aku yang bicara sama dia, kamu tenang saja. Aku mau hidup
sama kamu, bukan dia.” Janjinya.
Dan sejak itu aku tidak menerima terror dari istrinya.
-00-
Tengah malam yang sunyi, kembali aku dikejutkan oleh suara
hp ku melengking dengan nada suara yang menakutkan. Meski sudah aku matikan hp itu
tetep tiba tiba berbunyi kesetanan.
Aku hanya bisa menangis pasrah, bingung. Sendiri, tengah
malam, di rumah yang besar, sendiri, diteror.
Aku ingat beberapa hari sebelumnya aku menerima pesan dari
Viber, mengaku istri dari Eka. Memang akhir akhir ini Eka kerap menghubungi ku,
urusan business. Tapi aku tidak menyangka kalau istrinya sampai tega
mengancamku, padahal komunikasi yang ada hanya urusan business. “Ya Allah,
cobaan apa lagi ini,” isakku.
Karena lelah akupun tertidur. Keesokan harinya aku membawa
hp ke service center, karena memang aku tidak bisa membuka sama sekali, bener
bener locked. L
Semua data, foto, tidak bisa terselamatkan. Hilang dan hilang.
Aku menagis seharian, semua history kerjaan, foto, data ilang. Tapi meski
menangis hingga Sembilan puluh hari pun tidak akan bisa mengembalikan data yang
telah hilang.
Malam ini kembali aku tak bisa terpejam. Kejadian hp locked membuatkau
harus extra hati hati dengan makhluk laki laki. Mengakunya single atau duda
tapi ternyata urusan belum beres, sigle tapi pacarnya dimana mana. Hadeehh…
Ku buka wall FB ku, aku begitu kaget, statusku terupdate,
padahal jelas bukan aku yang menulis di wall ku sendiri. Seharian ini aku
sangat sibuk, hingga tidak sempat melihat wall di FB ku. “Mati aku, ada tang
hacked FB ku.”
Aku memang agak gatek, tidak mengerti soal-soal hacked dan
bagaimana mengembalikan account yang di-hacked.
Malam itu lama sekali kutunggu pagi. Kusamperin Hendrik
begitu sampai di office, anak muda millennial itu jago soal digital, hacked dan
online. Dia mengotak-atik dan mencoba menemukan masalahnya.
“Bu, ini disettingan FB nya ibu, notifkasi dan alamat yag
dipake alamatnya perempuan ini, “ ujar Hendrik, sambil menunjukkan nama
perempuan, lagi-lagi perempuan, yang aku ngk kenal.
“Siapa dia, Buk?” tanya nya.
“Hendrik, sungguh aku ngk tau siapa dia dan apa motivasi
nya, kenapa dia hacked FB aku.
“Sebentar, bu, dia berteman sama ini, ini, naahhh ini bu, si
Ahmad.” Ujar Hendrik semakin dalam ingin menggali dan semakin penasaran, “ Ibu
ada hubungan sama si Ahmad?” tanya nya.
|
Terror phone locked |
“Ya, Allah, Hendrik… Hendrik tahu sendiri kan, dia security
kita, dan Hendrik tau, kalau aku baik sama semua staff disini. Memang dia akhir
akhir ini sok baik, wa, tapi aku ndak ada maksud apa-apa. Trus dia sempat
pinjem uang aku, tapi aku rela memberi uang secara ikhlas ngk usah pinjem, aku
kasih uang saja. Trus kalo sekarang dia dan ceweknya or apa lah aku tak tau,
kenapa harus hacked FB aku, dan neror melalui FB messenger?
“Tenang, Bu.. sudah saya betulkan. New passwort, account dan
lain-lain, dan pastinya sudah saya block complotan itu.”
Bantuan Hendrik hari itu cukup membantu aku lega, meski
banyak pertanyaan di benakku kenapa, dan kenapa, dan apakah memang bener bener
dia.
Selama ini aku berusaha baik sama orang, malah diteror juga
aku.
“Ibu, siihh… terlalu baik sama orang.” Ujar Rudy, atasan si
Ahmad, saat aku menceritakan apa yang aku alami dan ternyata si Ahmad sudah
mengundurkan diri satu atau dua bulan lalu. “Sialan!” umpatku.
Kejadian terror demi terror masih aku alami, selain aku juga
merasa sendirian di Bali, aku mengiyakan ajakan Rizky pacar aku untuk hijrah ke
Jawa Tengah supaya lebih dekat dengan dia, supaya dia bisa lebih tenang menjaga
aku.
Ku ikuti saran dia, akhirnya aku memutuskan pindah mengikuti
dia. Malam itu sudah kupindahkan semua barang-barangku ke Jogja.
Dan terror terror itu masih menjadi pertanyaanku hingga
kini, siapa yang melakukannya…
LisaSulis
Yang terluka